Apr 20, 2010

RA Kartini, Siapa dan apa yang membuat dia menjadi besar?

Pertanyaan ini sebenarnya sudah ada sejak saya masih SMA dan sampai sekarang belum menemukan jawaban yang benar-benar pas untuk saya. Dari buku-buku sekolah dan mencari di google pun belum menemukan, alasan apa yang kiranya sangat kuat menjadiakan  Raden Ajeng Katini atau RA kartini begitu terkenal hingga tanggal lahirnya 21 April 1879 pun diperingati sebagai hari nasional. Padahal (menurut saya) sebelum itu ada banyak pahlawan wanita lain yang punya prestasi mumpuni dan sudah sangat setara kedudukanya dengan kaum pria.
Dari biografi RA Kartini beberbagai sumber yang saya peroleh (buku sekolah dan google), saya hanya mendapatkan bahwa RA Kartini rajin menulis surat kepada sahabat-sahabatnya yang ada di Belanda berisi keluhan-keluhan apa yang dialami di kampung halamanya (Jepara). dan akhirnya surat-surat itu dibukukan menjadi "Habis Gelap Menuju Terang". Dimana surat surat inipun diragukan keaslianya. Meskipun di akhir ceritanya, Beliau membangun sebah sekolah ketramplian khusus wanita dan dianggap pencetus persamaan Hak wanita dan Pria.

Mari sedikit kita baca mengenai,

Cut NyaK Dien yang dilahirkan pada tahun 1848 (tanggal pastinya belum diketahui). Beliau memimpin pasukan Aceh untuk melawan Belanda jauh sebelum RA Kartini lahir, hingga meninggal karena usia tua/

Martha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 (jauh sebelum RA Kartini juga).Pada umur 17 tahun Ikut serta mengangkat senjata melawan Belanda dan mengobarkan semangat kepada kaum perempuan untuk ikut serta berjuang melawan penjajahan.

Cut Nyak Meutia 1870, sebelum kelahirannya Belanda telah menguasai Aceh. Merupakan pejuang wanita yang gugur dengan 3 peluruh saat mwlawan belanda.

Dewi Sartika lahir di Bandung, 4 Desember 1884. Sejak masah sekolah beliu sering menularkan ilmunya kepada anak-anak pembantu di kepatihan untuk membaca dan menulis. Pada masa remaja Dewi Sartika juga memaksa untuk mendirikan sekolah perempuan meskipun banyak tentangan


Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis, dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu

Usai berkonsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara, pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sekolah Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia-Belanda. Tenaga pengajarnya tiga orang; Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid. Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung.

Setahun kemudian, 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga kemudian pindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau. Lokasi baru ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya, serta bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Lulusan pertama keluar pada tahun 1909, membuktikan kepada bangsa kita bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak ada bedanya dengan laki-laki. Tahun 1910, menggunakan hartanya pribadi, sekolahnya diperbaiki lagi sehingga bisa lebih mememnuhi syarat kelengkapan sekolah formal.

Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan). Memasuki usia ke-sepuluh, tahun 1914, nama sekolahnya diganti menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri tinggal tiga/empat, semangat ini menyeberang ke Bukittinggi, di mana Sakola Kautamaan Istri didirikan oleh Encik Rama Saleh. Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri di tiap kota kabupatennya pada tahun 1920, ditambah beberapa yang berdiri di kota kewedanaan. dikutip dari wikipedia

Agak aneh dan kurang adil bagi saya jika kita hanya merayakan hari kartini, padahal ada pahalawan-pahlawan wanita lain yang telah mendahului ide-ide persamaan gender dibandingkan R.A Kartini.

Tulisan ini bukan tidak menghargai/mengurangi rasa hormat dengan RA Kartini melainkan hanya mengingatkan bahwa banyak pula Pahlawan wanita Indonesia yang patut kita kenang juga.

BTW, mengenai pertanyaan diawal tadi?

RA Kartini, Siapa dan apa yang membuat dia menjadi besar,  apa anda punya jawabanya?

5 comments:

kartika said...

Posting yang bagus, menambah khasanah pengetahuan kita
Salam kenal...

afrizal said...

Engku puteri Hamidah juga berjasa.....kenapa Indonesia selalu Jawa?

anakberbakti said...

@afrizal-> Sebenarnya saya juga kurang mengenal "Engku puteri hamida", yang saya tulis diatas adalah pahlawan-pahlawan wanita Indonesia yang mewakili kebesaran Indonesia. Mohon belajar kembali sebelum berkomentar,mengenai pahlawan yang telah saya sebutkan diatas.

Unknown said...

kok lahirnya 21 April 1979 sih mas? seumuran tante gue dong..1879 kali tuh ya..?? btw nice post..

anakberbakti said...

@tanaya-> Terima kasih koreksinya, udah diperbaiki sekarang