Apr 24, 2010

Julia Perez Bupatiku Yang Seksi

Menjadi wakil Bupati, mungkin itulah yang akan menjadi cita-cita saya 15 tahun lagi. Kenapa harus menunggu 15 Tahun untuk menjadi wakil Bupati?. Jawabanya karena sekarang saya belum jadi artis, dan saat ini sedang saya merajut impian menjadi artis. Sepuluh tahun sepertinya cukup untuk menembus dunia artis Jakarta dan lima tahun berikutnya saya bangun tangga kepopuleran untuk mendapatkan image "saya adalah artis yang layak jadi wakil bupati". Hingga MENDAGRI Gamawan Fauzi tidak punya alasan untuk membuat peraturan yang menolak saya untuk mencalonkan diri sebagai wakil bupati karena ketampanan saya.
Ya kawan, jika kawan membaca koran, detik.com, kompas.com melihat tayangan berita televisi dan lain-lain.  Tentu selain kasus gayus, sharil djohan vs susno djuaji ada berita yang bener-bener sedang IN yaitu pencalonan Julia Prez alias JUPE dan Eva Maria sebagi wakil bupati masing masing wilayah Pacitan dan Sidoarjo. Kenapa dengan kedua orang ini, bukanya sama saja dengan artis-artis lain yang mencalonkan diri sebagai cawabub lain?. Secara garis besar sama saja, namun ada yang unik dari kedua artis yang mencalonkan diri sebagai cawabub ini.

Pertama JUPE adalah salah satu artis beken yang terkenal di Indonesia dengan lekukan tubuh seksinya, serta artis wanita (menurut saya) yang paling terbuka dalam berpendapat dan tidak kalah spesialnya adalah sebagai duta kondom Indonesia. Sedangkan Maria Eva, adalah penyanyi dangdut yang bagi kebanyakan orang lupa jika dia pernah bernyanyi di musik bergenre ini. Orang-orang lebih teringat Maria Eva pernah berduet dengan Yahya Zaini pada tembang yang berjudul "AAHH NO NO YES YES".

Alasan berikutnya adalah, kedua orang ini berhasil membuat gerah Mendagri Gamawan Fauzi hingga mewacanakan peraturan menteri yang mengatur agar calon pemimpin daerah dilarang pernah berbuat amoral. Tentu alasan kedua inilah yang membuat nama mereka berdua semakin melambung( entah konotasi baik atau positif ). Bagi masayarakat awam yang nggak ngerti hukum macam saya,wacana Mendagri tersebut tentu layak sekali jika mendapatkan acungan jempol. Namun bagi yang mengerti hukum dan batasan-batasannya, sangat menolak wacana tersebut. Menilai kata "Moral" adalah kata yang sungguh abstrak dan sulit untuk menetapkan batasan-batasan pembanding antara moral dan amoral. Ada juga yang berpendapat, perbuatan amoral seseorang masa lalu tidak dapat dijadikan tolak ukur kemampuan seseorang dalam memimpin. Hingga membanding-bandingkan dengan tokoh-tokoh di Amerika yang ketahuan selingkuh tetapi masih bisa sukses dalam memimpin.

Perdebatan yang semakin seru dikalangan orang yang megerti ilmu dan hukum ternyata sangat berdampak pada popularitas kedua artis ini,dan berhasil membuat mabuk para wartawan hampir dari seluruh media masa. Berita-berita semakin tidak mutu menaungi cawabub kontroverial ini, wartawan lebih suka menulis berita yang remeh temeh dibandingkan dengan visi misi sang aktris jika menjadi wakil bupati. Sang wartawan lebih tertarik membuat jadul "JUPE siap membawa jilbab ke pacitan","Jupe diajak foto bareng","Eva mariah sowan ke kyai" dan lain-lain. Tidak ada satupun berita mengenai kecerdasan dan kepatutan yang membuat para peilih yakin bahwa mereka benar-benar bisa dan memang layak maju sebagai seorang pemimpin. Jadi entah siapa yang benar dan siapa pula yang salah, jika para pemilih mengaggap Jupe dan Maria Eva dinilai kurang layak. Hingga dianggap, hanya dimanfaatkan orang-orang partai yang mengusungnya sebagai sumber pengahasilan.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu disana yang mengerti hukum, tolonglah kami yang tidak mengerti apa-apa. Kami hanya ingin pemimpin peduli dengan kami, tidak masalah dari pemain sinetron,penyanyi, pelawak,PNS apapun background pekerjanya. Dan tolong juga, berikan kami pilihan-pilihan calon pemimpin yang memang berkualitas. Hingga kami tidak salah pilih, memilih pemimpin yang suka korupsi,mencuri,berzina,berjudi, mabuk atau apapun yang tidak bermoral.

No comments: