Sep 14, 2011

Halal bihalal


Ada hal - hal berbeda,unik dan aneh ketika hari lebaran, berbeda di Indonesia, unik di kampungku, dan aneh di keluargaku. Mungkin hanya di Indonesia dimana ada event tahunan saling mengunjungi, saling sapa dan bermaaf-maafan secara masal. Gak mengenal agama, ya Kristen,ya  Budha, ya Hindu, ya.......Islam KTP, semuanya saling mengunjungi. Dimana momen inilah yang paling dianggap pas untuk meminta maaf. Jika kemaren-kemaren malu meminta maaf, pada hari lebaran sepertinya gampang sekali meminta maaf dan sebaliknya mudah juga bagi yang memaafkan. Hingga, ada beberapa jenis manusia yang gak mau meminta maaf kecuali saat lebaran.

Halal biHalal, menurut Dr. Quraish Shihab, halal-bihalal merupakan kata majemuk dari dua kata bahasa Arab halala yang diapit dengan satu kata penghubung ba (dibaca: bi) (Shihab, 1992: 317). Meskipun kata ini berasal dari bahasa Arab, konon masyarakat Arab sendiri tidak akan memahami arti halal-bihalal yang merupakan hasil kreativitas bangsa Indonesia. Bahkan jika anda iseng dan punya waktu, silakan cari kata halal bihalal di google translate! apakah anda bisa menemukan artinya?

Halal bihalal mungkin secara gaul bisa diartikan sebagai 0-0 ( kosong- kosong ). Dimana seimbang, antara kamu dan aku. Kamu tidak mempunyai salah kepadaku dan kau tidak punya salah terhadapku. Dan lebih dari itu, halal bihalal adalah(mungkin) kesempurnaan sebuah taubat. Kita bisa saja meminta maaf kepada Allah, dan tidak takut ditolak karena sudah dijamin bakal dimaafkan. Tapi bagaimana jika kita berbuat dosa dengan sesama manusia? Benar-benar tradisi luar biasa dan contoh nyata bin ajaib dari hakikat tujuan puasa Ramadhan dan makna idul Fitri yaitu membersihkan dari dari dosa-dosa yang telah manusia perbuat. Bahkan ada ulama yang mengatakan, saat idul fitri kita bagaikan bayi suci yang baru lahir.

Btw, soal seperti bayi baru lahir. Mungkin itu cocok bagi anda-anda semua dan tidak bagi saya. Sulit membayangkan diri saya memakai popok dan pipis sembarangan.

Idul Fitri juga adalah hal unik dikampungku, beragam ritual dan cara orang-orang saling memaafkan. Ada sejumlah orang tua (uzur, tua dalam arti sebenarnya secara usia) saat di kunjungi begitu antusias. Benar-benar antusias saat akan memaafkan dan dimaafkan, hingga perlu waktu atau trik tersendiri saat mengunjungi mereka. Karena saat tangan kita salaing berjabatan, muncul suara-suara seperti mantra

" Sepuraen mbahe yo naak!!, seng tuo akeh lepate, tak dungano padang dalane lancar rejekine, sehat walafiat, duwe ilmu manfaat. ............................dll"

Dan yang muda hanya bisa manggut-manggut, seolah mengerti.

Trick terlepas dari mantra tersebut adalah
  1. Saat jabat tangan cukup tangan kanan saja
  2. disaat bersamaan, tangan kiri merogoh uang ala kadarnya sambil berucap "niki mbah"
  3. senyam-senyum kabur

Ada juga yang halal bihalal seperti jaman orde baru, persis seperti yang di teladankan oleh Pak Soharto dulu. Dimana para orang tua duduk berjajar diurutkan berdasarkan usia, lalu yang muda sungkem secara bergiliran. Trick menghindari halal bihalal semacam ini, saat mau masuk rumah coba di lirik saja. Jika didalam rumah ada orang tua duduk berjajar, mending tunda dulu dan kerumah tetangga yang lain. 

Ada pula saat lebaran, suasana rumah menjadi sangat mencekam. Tangisan sedih, terdengar ke seluruh pelosok ruangan (lebay.com), hingga kadang tetangga sebelah rumahpun mendengar kesusahan hati mereka. Sungguh kawan, saya sangat tahu perbedaan tangis bahagia, tangis minta maaf dan ***tangisan cino penuh kesedihan. Btw soal tangis menangis, memang ada tetangga saya yang setiap tahun meminta maaf dengan cara menangis sambil berpelukan. Hingga dalam hati berkata,"kesalahan besar apakah diantara mereka hingga tiap tahun selalu menangis meminta maaf?". Bukan suka gosip, tapi para tetangga yang lainnya sudah sangat makfum dan enteng mengatakan "nanti habis lebaran mereka musuhan lagi".

Lha, sekarang apa yang terjadi dirumah saya?

Jika anda sering melihat tanyangan on the spot TRANS7, mungkin anda pernah melihat sedikit profil keluarga saya  (ngibul.com). Ritual idul Fitri dimulai tepat teng jam 4 (dulu pas jaman saya masih kecil lebih extreem, jam 2 pagi disuruh berangkat agar dapat idul fitri pertama kali ). Bangun tidur, mandi, makan santai ( lebih sering makan dulu ketimbang mandi ) dan tepat jam 5 pergi ke Masjid untuk sholat ied berjamaah. Sehabis sholat, tentu inilah acara inti saling bermaafan antara Ibu, Bapak, Mbah, Kakak, Adik.

  1. Masuk rumah, sambil cengar - cengir seolah sudah tidak ada dosa
  2. Saling melihat satu sama lain, kira-kira siapa yang bakalan minta maaf lebih dahulu
  3. Tetap cengar-cengir, sambil menuju dapur
  4. Cengar cengir sambil ambil lontong sayur
  5. Melihat kembali melihat satu sama lain, sambil berfikir,"kenapa tidak ada yang minta maaf sama saya?"
  6. Saat makanan ada dimulut, baru ada yang inisiatif saling meminta maaf.
  7. Cengar-cengir, mengucapkan "epuyane yo, oen wes tak epuyo" (sepurane yo, koen wes tak sepuro)
  8.  Melanjutkan makan sambil nonton tv

Wooow ritual terpanjang halal bihalal versi on the spot, ada 8 langkah yang sudah sangat fasih dilakukan di keluarga saya dan tanpa selip sedikit pun.

Jika membaca tulisan ini,mungkin anda sekarang berpikiran bahwa saya adalah manusia suci (dari hadast besar dan kecil) yang diutus ke dunia untuk menulis cerita ini dan bisa anda ambil hikmanya. Meminta maaf bukan sekedar ritual dan bersalaman. Namun juga ke ihlasan menerima kesalahan orang lain terhadap diri kita. Allah SWT telah menganugrahi kita berupa sifat pelupa, agar kita bisa melupakan kesalahan orang dan terus maju kedepan.

Ok, Sahabat Indonesia yang kuper, mari sembuhkan hati kita dengan memaafkan sesama. Kita ambil nilai positif, jadikan diri kita menjadi pribadi yang bahagia, pribadi yang penuh semangat dan pribadi yang patas meraih kemengan yang fitri ini.

1 comment:

Berita Indonesia said...

hallo gan hanya pengen ajakin tukaran link aja dengan format berikut ini

Indonesia 2012

Thanks