Jul 28, 2009

Tentang Pernikahan

"Pernikahan", beberapa tahun yang lalu kosa kata ini membuat hati saya ketakutan dan terasa sangat berat walaupun sekedar membayangkan saja. Namun besok tanggal 29 Juli 2009 saya akan melaksanakan prosesi pernikahan tersebut. Bagaimana perasaan saya sekarang, bahagia atau ketakutan???? Saya sendiri merasa bingung dengan perasaan yg sedang saya rasakan kali ini,tidak ada perasaan hati berbungah-bungah seperti lagu "sebebas merpati" by kahitna atau "madu tiga" by Ahmad dhani. Tidak juga merasakan ketakutan luar biasa seperti membayangkan banci yang tiba-tiba nyium pipi saya. 

Sungguh saudara, saya tidak takut sama sekali dengan prosesi dan tetek bengeknya. Namun yang saya takutkan adalah hari-hari setelahnya, mampukah saya menghadapi malam pertama dan "tetep ON" tanpa bantuan viagra :D ha ha ha ha. Tentu saja bukan itu saudara, Setelah menikah status saya akan menjadi "suami orang" atau suami dari isteri saya. 
dan memang inilah yang sangat menakutkan yaitu berstatus "SUAMI". Dari berbagai literatur dan manuskrip tua yang saya cari, tak satupun membahas tata cara "BAGAIMANA MENJADI SUAMI SUKSES" atau "KIAT PRAKTIS MENJADI SUAMI" bahkan di googlebook pun kata kunci "HOW-TO BECOME NICE HUSBAND" tidak saya dapati ilmu ini,yang ada malah SUAMI SIAGA (Siap Antar Jaga).

Menurut teman,saudara dan sekaligus guru spiritual saya Yoyok Prasetyo. Menjadi Suami memang berat dan menakutkan tapi tidak akan lebih berat daripada jika kita memutuskan hidup untuk sendiri.Karena dengan menjadi suami berati ada istri dibelakang kita yang ready 24jam untuk membantu. Atau coba ingat lirik lagu bang Haji Rhoma Irama

Hanya Istri yang beriman
yang bisa dijadikan teman
dalam tiap kesusahan
Selalu jadi hiburan.

Jika saudara ingat pelajaran PPKN kelas II, mungkin saudara ingat akan UU Nomor: 1 TAHUN 1974 pasal 1 yang menyebutkan:
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.
Sungguh saya ingin sekali mengenal siapa yang merumuskan pasal ini, karena nampaknya dia tahu betul tujuan dan arti sebuah pernikahan. Membentuk suatu rumah tangga yang bahagia bagi saya tidak lain adalah usaha/ikhtiar membuat orang-orang disekitar saya (terutama istri dan anak) merasakan kebahagian. Sungguh istriku, jika suatu hari kamu menangis itu semata-mata kebodohanku.

Saudara, kadang saya sendiri merasa sangat yakin bahwa menjadi suami adalah suatu hal yang mudah. Tapi kadang juga sangat takut,takut jika rumah tangga saya mirip dengan saiful jamil dan dewi persik. Dimana saiful jamil g kuat dengan goyangan gergaji dewi persik wakakakakak.. Bukan itu saudara, yang saya takutkan adalah CERAI. 
Yup PERCERAIAN membuat saya sangat ketakutan,memang terlalu dini jika saya harus memikirkan ini tapi beberapa hari yang lalu saya dapati teman sendiri dengan wajah sangat menyedihkan bercerita kalo dia berpisah dengan suaminya,hingga hampir saja saya ikut termehek-mehek klo inget expresi wajahnya. Mungkin ini adalah Grand Design (niru omongan PDIP) dari Allah SWT yang mengingkatkan saya, bahwa perceraian adalah kosakata yang sebenarnya jauhhhhhhhhhhhh lebih seram dan menakutkan dari pada pernikahan.

2 comments:

Anonymous said...

kasihan bgt kamu nak... kata-kata mu pasti akan terwujud dengan sendirinya.

aulia said...

wahhh,, cerita ny lucu juga..,