Feb 8, 2011

Alanda, nikmati kesedihanmu.

Membaca blog alanda kariza yang berisi curhatan nya tentang tuntutan hukum terhadap ibunya membuat saya teringat dengan anekdot berikut.

"pada suatu hari seorang puteri kerajaan ranggenah disuru ibu guru maju ke depan kelas dan membacakan cerita yabg dibuat sang puteri, berikut isi ceritanya:
Di suatu kerajaan ada suatu keluarga yang sangat miskin, sang ayah miskin, sang ibu miskin, hanya punya mobil satu dan pembatunya yang lebih miskin lagi"


Sungguh saya sangat mengerti kegelisahan alanda, menghadapi masalah dimana ibunya dituntut 10 tahun. Saya turut bersimpati, tapi jujur, saya sama sekali tidak ikut merasa sedih dengan apa yang ditulis alanda.

Alanda, pernahkah kamu membaca, mendengar ataupun melihat di siaran berita tv?. Seorang orangtua yang mencuri, tertangkap dan dihakimi masa karena alasan dia tidak punya uang untuk membeli susu atau untuk bayar spp sekolah. Ada dua kemungkinan nasib orangtua tadi, yang pertama dia tewas dihakimi masa dan kedua dia dipenjara hingga keluarganya lebih sulit lagi membeli susu atau anaknya drop out sekolah gara-gara tidak punya biaya untuk bayar spp.

Jika masih kurang menyedihkan dan belum berurai air mata, mari kita ingat lagi nenek Minah yang dituduh mencuri tiga biji kakao atau satu keluarga dipenjara gara-gara dituduh mencuri karena mengambil kapuk sisa panen yang 1kg nya hanya 4000. Dimana masing-masing dari mereka tidak pernah tahu apalagi makan pizza delivery order. Dan jka Alanda membaca tulisan ini, saya sangat yakin samblil menangis dan dalam hatinya akan berkata sperti ini "Oh my God, how strong they are. They live without eat pizza delivery order"

Mari bicara soal hukum.

Sama, saya juga orang yang tidak mengerti hukum. Bapak dan ibu saya juga cuma lulusan SD, waktu saya masih kecil mereka tanpa lelah bekerja sebagai pedagang, berjualan apa saja yang bisa dijual. Sembako, ikan basah, sayur, nasi, rujak manis pernah mereka jual. Apapun, asal anaknya bisa sekolah.

Tapi yang saya sangat mengerti adalah, jika bersalah ya harus dihukum. mengenai prosesnya saya tidak tahu, hanya tahu proses hukum saat mengambil surat tilang di pengadilan. Memang "sepertinya" tidak adil jika ibu alanda dihukum 10 tahun, sedangkan bosnya hanya 8 tahun. Tapi itu kan masih tuntutan, bukan putusan.

Dan yang saya juga tahu, harusnya hukum itu bebas dari segala macam intervesnsi. Tidak bisa, karena anda mengikuti summer course di Montana.dan memiliki ide,mengajak teman-teman menyelenggarakan Indonesian Youth Conference 2010. Anda meminta ibu anda diringankan hukumannya. Jika landasanya seperti itu,saya kira  tentu petani lah yang akan kebal hukum di Indonesia. Karena beras yang kita makan semua berasal dari petani yang menanam padi. Ooh pak petani ibu tani, tugas anda sungguh mulya.

Jadi saya kira, mari kita ikuti saja proses hukumnya.

Mohon maaf jika saya menulis ini dan anda semua yang membaca tidak setuju dengan tulisan saya. Saya cuma mengarapkan

  1.  Hukum di Indonesia lebih adil, semakin berat kejahatan harusnya semakin berat pula hukuman. Jangan hanya adil pada orang yang tidak memiliki uang.
  2. Jangan jadikan opini sebagai landasan hukum. masih ingat kasus prita? setelah membaca tulisanya, saya pribadi yakin dia bersalah. Namun gara-gara opini publik, dia dia anggap "pahlawan" kebebasan perpendapat dan diputus bebas di MA. Hingga saya khawatir nanti akan muncul gerakan di facebook dan twitter "Free alanda mom", " Selamatkan ibu alanda yang cantik", " Anak cantik harus punya mama", "Free Ariel" dan sebagainya
  3. Menjadikan kita semakin cerdas dan tidak gampang disetir media
Tentu jika benar-benar terjadi, ada gerakan di facebook / twiiter  "Free alanda mom", " Selamatkan ibu alanda yang cantik", " Anak cantik harus punya mama". Hingga pengadilan terpojok, "dinilai" tidak berpihak pada rakyat dan akhirnya bebas karena opini publik. Mau dibawa kemana hukum kita?

Nanti bisa saja setiap penjahat, menyewa seorang penulis. Menuliskan betapa sengsaranya dia di tahanan, atau betapa anaknya menderita karena hanya bisa makan pizza delivery order.

5 comments:

Panduan SEO said...

Benar sekali endapat sobat, Di indonesia hukum belum ditegakkan secara adil, hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil,

Blogdetik said...

Turut prihatin dengan kondisi yang dialami ibu alanda, semoga hukum diperlakukan secara adil pada semua warganegara Indonesia...

anakberbakti said...

Sebennernya saya tahu, dua komentar diatas cuma nitip link doang.
wakakakakakakk

Diah Ramli said...

Beberapa hari yang lalu ada berita anak kecil meninggal karena ditabrak busway. Akhirnya supir itu dipenjara. Belakangan diketahui kalau dia adalah single parent, dan bekerja sebagai supir karena ditinggal oleh suaminya jadi terpaksa kerja untuk menghidupi empat orang anak. Sebelum masuk penjara, dia dihakimi masa terlebih dahulu. Tanya, salah siapa kalau ternyata busway itu harusnya steril. Salah siapa kalau ternyata sudah ada jembatan penyebrangan tapi masih aja nyebrang sembarangan? Too bad her kids aren't blogger likei alanda.

mardee said...

wahahaha.. anda benar @anakberbakti. hukum memang harus ditegakkan untuk semua kalangan..

*aku nitip link yo mas :p